Selamat datang di blog PPTI Cabang Depok

Kamis, 11 April 2013

GERTAK TB


Punya Tenaga Penyuluh TBC Terbanyak, Depok Raih Rekor MURI

detail berita
Depok pecahkan rekor MURI (Foto: Marieska/Okezone)
ANGKA penderita tuberkulosis (TBC) di Indonesia tercatat menduduki peringkat keempat di dunia. Untuk menekan angka tersebut, Kota Depok berhasil memecahkan rekor MURI dan World Rekor dengan pelatihan tenaga penyuluh TBC terbanyak, yaitu 6.845 orang.

Peserta penyuluh TBC tersebut terdiri dari guru, PNS, mahasiswa, kader PKK, Posyandu, RW, LSM, pramuka, anggota Divisi 1 Kostrad Cilodong, dan Brimob. Seluruh peserta pelatihan ini, nantinya menjadi tenaga penyuluh sukarela yang akan mengajak masyarakat di lingkungannya untuk memeriksakan diri untuk deteksi aktif TBC.

Pemecahan rekor MURI ini sekaligus menjadi ajang rekruitment tenaga penyuluh sekaligus sarana sosialisasi tentang penyakit TBC, pencegahan, dan penaggulangannya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Drg Hardiono mengatakan, hal itu merupakan salah satu komitmen Pemkot Depok di bidang kesehatan dalam memerangi tuberkolosis atau TB. Sebab, TBC masih menjadi masalah yang mengkhawatirkan di Indonesia.

"TBC masih menjadi penyebab kematian terbesar, Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Afrika, India, dan China dengan penderita TBC terbanyak. Di mana setiap tahun timbul 450 ribu kasus baru dan 178 orang meninggal dunia setiap tahun," jelasnya di Lapangan Kartika, Kostrad, Cilodong, Depok, Rabu (10/4/2013).

Penandatanganan deklarasi dilakukan langsung oleh Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail bersama dengan Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI). Saat itu, Nur Mahmudi yang menerima medali dari World Record Indonesia dan Piagam MURI.

Dia berpesan agar para peserta yang sudah berkomitmen menjadi penyuluh bersungguh-sungguh mengajak masyarakat untuk memeriksakan diri, deteksi aktif TBC dan menjadi pendamping, serta pengawas menelan obat bagi penderita TBC.

"Seluruh warga Depok tidak perlu khawatir karena pemeriksaan dan pemberian obat dilakukan secara gratis. Jangan biarkan TBC ada dihidupku dan hidupmu, ‘Gertak TB Ayo Periksa’," tegasnya.

Nur Mahmudi juga meninjau Lokasi Bakti Sosial, stan Pemeriksaan Kesehatan, TBC gratis, serta pemberian makanan tambahan bagi warga di Sukatani, Tapos. 

Baksos PPTI


Bisa Sembuh, Pengobatan TBC Butuh 6-8 Bulan

 Depok, 10 april 2013

PEMERINTAH Kota Depok tengah mempropagandakan gerakan pengurangan angka penderita tuberkulosis (TBC). Upaya ini diwujudkan dengan melakukan acara Bakti Sosial Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kota Depok di Lapangan Tenis Rt. 03/20 Kel. Sukatani Kecamatan Tapos Depok yang dibuka Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad.


Baksos diselenggarakan dalam rangka Hari TBC sedunia dan menyambut HUT ke-45 PPTI yang jatuh pada 20 Mei 2013 mendatang. Bakti sosial ini merupakan agenda tetap Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia (PPTI), yakni dengan melakukan penyuluhan, pemeriksaan, pengobatan secara gratis, memberi bantuan bahan pangan dan bahan kebersihan untuk diri pribadi masyarakat yang layak menerima.

Ketua II BPP PPTI Dr. Achmad Hudoyo mengatakan, TBC merupakan penyakit yang mudah menular dan waktu pengobatannya cukup lama, yaitu enam hingga delapan bulan. Karena itu, dalam penanggulangan TBC, sangat dibutuhkan keberadaan kader.
 
"Baksos ini merupakan wujud nyata peran serta PPTI untuk bersama-sama pemerintah menanggulangi penyakit TBC agar tidak menjadi masalah kesehatan, sehingga Indonesia bebas TBC pada 2005 dapat terwujud," tutur Achmad.

Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad menambahkan, penyakit TBC adalah salah satu penyakit yang menyebabkan tingginya kematian. Untuk itu, jangan merasa malu bila telah terdeteksi penyakit ini karena bisa disembuhkan. Kalau malu, nanti tidak akan sembuh, teruslah berobat dan ikuti semua petunjuk dari dokter.
 
"Insya Allah setelah enam bulan akan sembuh. Enam bulan akan terasa lama jika tidak dilandasi dengan niat yang serius untuk sembuh. Apa pun masalah yang dihadapi, pasti membutuhkan sebuah gerakan untuk mengatasinya. Landasi gerakan tersebut dengan niat yang tulus, karena niat adalah sumber motivasi. Ayo, bangkit bersama dalam atasi penyakit TBC di Kota Depok," ajaknya.


Tak hanya pemerintah dan lembaga yang terkait dengan TBC/kesehatan saja, Idris juga mengajak masyarakat dan semua elemen harus bergerak, sehingga bersama bisa menghentikan penularan penyakit ini dalam kehidupan.
"Bila ada yang melihat atau mengetahui warganya yang memiliki gejala TBC, harap segera laporkan dan ajak warganya ke Puskesmas. Jangan takut akan biaya, karena bila tidak memiliki Jamkesmas dan Jamkesda, pengobatannya selama minimal enam bulan pun tidak dikenakan biaya (gratis), hanya membayar biaya pendaftaran Puskesmas sebesar Rp2.000 dan pemeriksaan laboratorium dahak sebesar Rp15.000. Karena bila menyelamatkan satu nyawa, maka kita akan menghidupkan seluruh manusia yang ada di dunia," tutupnya.

Sumber:http://health.okezone.com/read/2013/04/10/482/789568/bisa-sembuh-pengobatan-tbc-butuh-6-8-bulan
foto by ppti depok


.

Bakti Sosial PPTI Dalam Rangka Hari TB


Walikota Depok Himbau Warganya Agar Lebih Peduli Penyakit TB

DSC_0825
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail menghimbau setiap warganya untuk lebih peduli terhadap penyakit Tuberkulosis (TB). Hal ini disampaikan Rabu (10/4/2013), saat beliau menghadiri kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Pusat di Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok.
 ”Acara Bakti Sosial PPTI ini adalah sesuatu yang sangat positif untuk warga Depok khususnya untuk warga Sukatani, nantinya kalau ada warga yang terdeteksi positif menderita TB akan segera diobati, ” ujar Nur Mahmudi.
 Pemimpin Kota Belimbing ini menambahkan bahwa Depok baru saja melakukan deklarasi relawan se-Kota Depok sebanyak 6840 orang untuk melakukan proses penyadaran terhadap warga agar melakukan pemeriksaan penyakit TB yang nantinya akan dilakukan di seluruh Kota Depok.
 Kegiatan bakti sosial ini merupakan kerjasama Pemkot Depok dengan  PPTI untuk melakukan penyuluhan, pemeriksaan dan pengobatan secara gratis dan memberi bantuan bahan pangan dan bahan kebersihan untuk diri pribadi serta bagi masyarakat yang layak menerima di Sukatani.
 Kegiatan bakti sosial meliputi penyuluhan yang disampaikan oleh Dr. Achmad Hudoyo, Sp.P, Ketua II BPP-PPTI kepada warga Sukatani. Pemeriksaan, pengobatan dan penjaringan suspek TB yang dilakukan oleh 10 tenaga dokter, 10 tenaga perawat dan 4 tenaga pelayanan obat dari Dinas Kesehatan Kota Depok dan PPTI Cabang Depok. Pemberian bahan pangan untuk meningkatkan gizi berupa beras, gula, teh, minyak goreng, susu, mie instan, dan kacang hijau, sedangkan bahan personal hygine berupa sikat gigi, pasta gigi, sabun mandi dan shampo.
 Sukatani dipilih karena berdasarkan informasi Dinas Kesehatan Kota Depok dan PPTI Cabang Depok angka cakupan penemuan kasus TB masih rendah dan jumlah penerima Kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) relatif banyak. Dalam kegiatan ini terdaftar 371 orang warga Sukatani yang melakukan pemeriksaan.
 Penyakit TB saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia, menurut WHO tahun 2011, Indonesia menduduki urutan ke-4 dalam jumlah kasus TB setelah India, China, dan Afrika Selatan.
 Setiap tahun ditemukan 450.000 kasus TB, 197.000 diantaranya TB menular (BTA positif). Padahal setiap penderita TB BTA positif yang tidak segera diobati, dapat menularkan 10-15 orang pertahun. Disamping tingginya penularan, penyakit TB juga menyebabkan tingginya angka kematian di Indonesia.  (Diskominfo/Rysko)
DSC_0809
DSC_0854